Minggu, 10 April 2011

Pesona Sebuah Persaudaraan ...


Rasulullah saw mencintai kita semua..

* Tidaklah Rasulullah saw senantiasa merintih pada menjelang kepergiannya kecuali merintih lirih memikirkan umat yang akan ditinggalkannya. "Ummati.. Ummati.."
* Begitu pula saat Rasulullah saw menunaikan Isra Miraj. Andaikan Rasulullah saw tidak mencintai umat ini, mungkin Rasulullah saw tetap tinggal di Sidratul Muntaha, yang mungkin kalau seorang selain Rasulullah saw yang berada disana niscaya ia akan terlupa dengan segalanya karena terbuai dengan keindahannya. Namun akhirnya Rasulullah saw turun kembali ke dunia, menemui aneka warna kondisi umatnya yang sedikitpun tidak sebanding dengan kenyamanan di Sidratul Muntaha.
* Ketika anak-anak Thaif melempari Rasulullah saw dengan batu, tidaklah Rasulullah saw berbalik kecewa melainkan sepenuh hati mendoakan anak-anak yang masih polos itu.
* Pada suatu ketika Rasulullah saw pernah mendoakan Khalid bin Walid, padahal ia pernah membantai pasukan panah Rasulullah saw di medan perang Uhud.
* Lihatlah kemurahan hati Rasulullah saat membebaskan rakyat Mekkah yang dulu pernah mengusir Rasulullah saw- saat ditaklukkan oleh kaum Muslimin. "Pergilah kalian, kalian sudah kumaafkan.

Demikianlah..

* Bahwa dalam episode kehidupan seorang Nabi telah terurai kisah-kisah terbaik. Andaikan kita memiliki kesempatan untuk terlahir kedua kalinya di muka bumi ini, mungkin kita memilih untuk terlahir di zaman Rasulullah saw, menyelami makna persaudaraan sedalam-dalamnya, menekuni sisi-sisi kehidupan dengan hikmah dan kesabaran.
* Generasi yang hidup di masa Rasulullah saw adalah generasi Rabbani yang unik, yang mungkin hanya sekali dilahirkan di sepanjang masa. Walaupun periode ini jauh sekali dari masa Rasulullah saw, semoga bunga rampai persaudaraannya masih tersisa dan tumbuh subur di masa ini.
* Persaudaraan ibarat kanopi yang memayungi kehidupan manusia.
* Sebab kita tidak dapat hidup sebatang kara di dunia yang luas ini.
* Sebab akan selalu ada saudara yang memberikan pundaknya untuk menahan tangis.
* Doa-doanya di tengah malam yang tenang akan selalu ada menyerulingkan impian kita.
* Tekadnya yang membaja akan menularkan semangat baru bagi diri kita.
* Semangatnya yang bergelora akan membangunkan amalan-amalan kita yang sedang tidur.
* Nasihat-nasihat terbaiknya akan menyirami kalbu kita.
* Genggam tangannya akan menguatkan tekad kita dalam menempuh perjalanan panjang.
* Karena kita semua bersaudara..

Akhirnya..

* Reuni kehidupan yang paling bermakna bukanlah saat kita bertemu kembali dengan teman-teman seperjuangan setelah perpisahan panjang. Bukan pula saat dimana sepuluh tahun lagi nanti kita berjanji untuk berkumpul kembali di taman kota. Reuni kehidupan terindah adalah saat Allah swt mengumpulkan jiwa-jiwa ini di stasiun kehidupan terakhir.
* Semoga Allah swt mempertemukan kita pada suatu masa..
* dimana kekekalannya menjadi sebuah keutamaan..
* keindahannya menjadi pelipur hati yang tak hingga..
* dan kesejukannya membawa kedamaian.
* ..wa alhaqna bihim dzurriyyaatihim..
* Dan akan Kami Pertemukan mereka dengan saudara-saudara mereka.. (QS At-Thur : 21)

0 komentar:

Posting Komentar